Ceritakanpengalamanmu saat musim kemarau tiba - 28023520 Roosalinda Roosalinda 31.03.2020 Bahasa lain Sekolah Menengah Pertama terjawab Ceritakan pengalamanmu saat musim kemarau tiba 1 Lihat jawaban Iklan Iklan

Jawabanpengalaman saya saat musim kemarau adalah saat saya membeli Icecream, saat itu saya masih berusia 4 tahun. Karena suhu udara sangan panas, aku membeli Icecream. Saat perjalan pulang, aku tersungkur dan Icecream tersebut mengenai wajahku dan wajahku penuh dengannya. Pertanyaan baru di Bahasa lain halo, mau kan aku punya temen ya, aku ngerasa kayak dia ga lebih baik dr aku, badannya kaku, gabisa nyanyi, pokoknya aku ngerasa klo aku itu … lebih baik drpada ya dia itu selalu dapet lebih dari aku, mulai dari perhatian guru ke dia, perhatian orang tuanya ke dia, bahkan ada cowo yg ngedeketin dia, padahal dia ngga lebih baik dr aku, gmn yaa..aku benci diri aku sendiri gara² mikir kaya gini sih... cmn sumpah KALO DIA BISA KENAPA GW ENGGA GTU LOH saran plss​ Apa manfaat dari pencegahan intoleransi di lingkungan kerja tuliskan jenis-jenis gerhana bulan dan gerhana matahari​ Dongeng sasakala anu aslna ti kabupaten garut nyaeta nice bahasa indonesianya?
Kebetulansaat itu sedang musim kemarau sehingga wisatawan jarang yang datang ke Sendang Biru. Hal ini berdampak positif bagi saya karena saya memiliki banyak waktu untuk mewawancarai para nelayan. Informan kunci saya yaitu Pak Aslan (nama samara) yang tugasnya mengatur para nelayan kapal wisata.

glen6659 Pada waktu hari Senin tanggal 25 Februari 2015 warga desa Mangun Jaya terkena musim kemarau tanaman padi mereka menjadi layu dan mati pada waktu sore mereka kehabisan air bersih dan ada juga yang harus mereka kesulitan mencari sumber air bersih lalu datanglah Seorang Bapak-bapak membantu mereka dengan memanggil truk air lalu mereka langsung mandi dan minum. Itu saja Mks. 19 votes Thanks 22

Saatmusim penghujan di mana air melimpah, banyak yang mengacuhkan hal tersebut kata Presiden Joko Widodo.
Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru lainnya. Musim kemarau kini telah berlalu dan berganti dengan musim hujan, setiap dua musimnya terus berganti di negeri ini dan memiliki cerita sendiri yang cukup menarik untuk sekedar di ceritakan atau di diskusikan. Tentang musim hujan dengan beraneka ragam suasananya di waktu hujan tiba dan tentang musim kemarau dengan tiadanya hujan yang setiap waktunya memang selalu memiliki kisah tersendiri yang tak pernah terlupa, musim kemarau yang pasti kini tengah berlalu dan hujan di kala ini setia temani untuk turun membasahi bumi yang telah lama tak menerima kucuran air hujan. Saat musim kemarau tiba hingga berlalu begitu saja pasti akan ada kenangan-kenangan yang membekas dari musim kemarau, lantas apa sajakah kenangan yang mungkin membekas dari musim kemarau? Berikut paparannya...Quote1. Ketika Hujan Selalu di RindukanCredit kemarau tentunya ditandai dengan sangat jarangnya turun hujan hingga tak turun hujan sama sekali, di masa kemarau inilah kita akan selalu mengingat bahwa hujan selalu dirindukan hadirnya. Meskipun tak semua orang senang saat turun hujan, namun tiadanya hujan membasahi bumi tentu selalu dirindukan oleh banyak orang, karena di musim kemarau yang tak turun hujan otomatis sumber air pun perlahan menghilang begitu saja. Sekali saja turun hujan tentu menjadi sebuah kebahagiaan seperti merindu oase di gurun Tanah yang Kering dan BerdebuCredit musim hujan identik dengan becek dan basah-basahan, maka musim kemarau hal yang diingat adalah tanah yang gersang tak tersentuh air dan berdebu. Banyak orang yang merasakan dan melihat di musim kemarau banyak tanah gersang di sertai panas terik serta debu yang membuat kenyamanan sebagian orang berkurang saat menjalani setiap aktivitas Kurangnya Air dan Bencana Alam yang MengintaiCredit kemarau identik dengan kurangnya air, hujan yang sangat jarang turun membuat stok air langka sehingga banyak orang rela mencari sumber air walaupun jauh. Tak jarang orang-orangpun menghemat air agar air tidak segera cepat habis. Bencana alam pun seringkali mengintai, sebagai contohnya adalah kebakaran hutan yang seringkali muncul di musim kemarau dan menimbulkan bencana kabut asap yang sangat menggangu kesehatan Bahagia tapi Terkadang NestapaCredit sisi bagi sebagian orang musim kemarau merasa bahagia karena bisa leluasa untuk melakukan kegiatan outdoor terlebih bagi mereka yang bekerjanya outdoor, namun dibalik bahagia itu tentu terselip hal nestapa karena kekurangan air yang disebabkan hujan yang tak kunjung Pesawahan yang Berganti Menjadi KebunCredit jarang musim kemarau melahirkan sesuatu yang menarik, sebagai contohnya adalah pesawahan yang terkadang berganti jenis menjadi kebun. Si musim penghujan tanah pesawahan ditanam dengan padi dan saat musin kemarau diganti dengan tanaman lain seperti singkong dan jagung. Demikian kenangan-kenangan yang membekas dari musim kemarau, apa yang terlintas dalam pikiran agan dan sista saat ingat musim kemarau? silahkan sampaikan di kolom komentar dan sampai jumpa di tulisan berikutnya. Sumber Opini Pribadi dan Inspirasi Kehidupan Sumber gambar via google images 12-11-2018 0536 QuoteQuote 12-11-2018 0536 Reserved 12-11-2018 0536 Bau petricor itu romantis & damai banget 12-11-2018 0604 Kaskus Addict Posts 3,723 Yah.. saat musim hujan jg kgn musim kemarau. sayang di indo cuma ada 2 musim.. 12-11-2018 0611 QuoteOriginal Posted By kruingputih3►Bau petricor itu romantis & damai banget Bener banget khas banget pokoknya 12-11-2018 0631 Kaskus Addict Posts 3,042 Ane jadi inget kata-kata ini "Hilang kemarau setahun oleh hujan sehari"... 12-11-2018 0846 KASKUS Addict Posts 2,918 KASKUS Maniac Posts 5,175 Kulit belang-belang bray....muka ane aja udah kaya si double face musuh si batman separo item separo lagi abu2 tua 12-11-2018 1245 musim kemarau cocok nya kalau mandi pakai shower brey, lebih hemat air. kalau pas musim hujan kaya gini pakai gayung ga masalah bisa cebang cebung sepuasnya tanpa takut kehabisan air. alhamdulillah musim kemarau panjang yang ini air dirumah lancar, tetangga sekitar gw pompa air nya pd ngadat semua, jadi tiap sore tetangga pd ngantri bawa galon ambil air di rumah gw. 12-11-2018 1258 Kaskus Addict Posts 1,620 panas poll Gan udara dijalann.. 12-11-2018 1313 Kemarau biasanya nih ya.. Nyari jangkrik,soalnya sawah bukan ditanamin padi melainkan kedele.. Nyari ikan betok dan gabus diparit dan sungai,soalnya parit dan sungai pasti mengering Duduk disawah sore2 sambil dengar suara burung branjangan 12-11-2018 1320 Musim kemarau itu kagak ada ojek payung breh 12-11-2018 1338 QuoteOriginal Posted By kemarau cocok nya kalau mandi pakai shower brey, lebih hemat air. kalau pas musim hujan kaya gini pakai gayung ga masalah bisa cebang cebung sepuasnya tanpa takut kehabisan air. alhamdulillah musim kemarau panjang yang ini air dirumah lancar, tetangga sekitar gw pompa air nya pd ngadat semua, jadi tiap sore tetangga pd ngantri bawa galon ambil air di rumah gw. Bener banget nih 12-11-2018 1357 QuoteOriginal Posted By Ochieee►Ane jadi inget kata-kata ini "Hilang kemarau setahun oleh hujan sehari"... QuoteOriginal Posted By gt04►Kanangan ane - mandi nyemplung ember jadi kayak balita mandi nanti air bekas mandi dibuat nyiram tanaman atau buat nyiram 💩 sehabis boker. - mandi di spbu/kantor sepulang kerja, buat menghemat stock air di rumah. - hari libur = liburan sekeluarga ngangsu air .QuoteOriginal Posted By gimanague►Kulit belang-belang bray....muka ane aja udah kaya si double face musuh si batman separo item separo lagi abu2 tuaQuoteOriginal Posted By shifting93►panas poll Gan udara dijalann..QuoteOriginal Posted By manbrotheking►Kemarau biasanya nih ya.. Nyari jangkrik,soalnya sawah bukan ditanamin padi melainkan kedele.. Nyari ikan betok dan gabus diparit dan sungai,soalnya parit dan sungai pasti mengering Duduk disawah sore2 sambil dengar suara burung branjanganQuoteOriginal Posted By Musim kemarau itu kagak ada ojek payung breh Nice opinion 12-11-2018 1357 Kaskus Addict Posts 1,882 QuoteOriginal Posted By manbrotheking►Kemarau biasanya nih ya.. Nyari jangkrik,soalnya sawah bukan ditanamin padi melainkan kedele.. Nyari ikan betok dan gabus diparit dan sungai,soalnya parit dan sungai pasti mengering Duduk disawah sore2 sambil dengar suara burung branjangan itu mah jaman2 ane masih bocah gan, sekarang sawah udah banyak jadi ruko 12-11-2018 2129 Hujan di bulan Desembeeer.. bulan desember..... 12-11-2018 2239 KASKUS Maniac Posts 5,095 warna coklat mendominasi ketika kemarau panjang 12-11-2018 2240 yg ane inget soal kemarau, sekalinya hujan aromanya itu aduhai banget 12-11-2018 2314 wah... threadnya si masgan ini selalu mengenai pelajaran hidup yg bermanfaat... tapi sayangnya g banyak orang yg baca thread" semacam ini... dan ane juga pernah rasain juga... ttp semangat masgan... SalamKKreator 13-11-2018 0607 bau khas kala mau ujan ujan nya jalan 13-11-2018 0622
Jawaban Pada saat musim kemarau tiba daerah kami tidak kekurangan air.Akan tetapi suhu udara meningkat tajam yang biasanya -+25°C menjadi -+30°C.Dan banyak tetangga yang sakit sesak nafas karena angin bertiup kencang dan membawa kuman penyakit.Dan saya pun sakit batuk dan pilek karena kebanyakan minum es. tetangga sakit karna kuman
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ini adalah pengalaman saya melewati masa kemarau ketika saya masih duduk di bangku sekolah. Yaitu ketika saya masih duduk di bangku SMP. Kejadian tersebut memang sudah berlalu tepatnya 11 tahun yang lalu. Namun kenangan di masa kemarau di masa itu masih saya ingat jelas hingga sekarang. Saya sekolah di SMP yang letaknya lumayan jauh dari rumah. Meski sekolah saya masih satu desa namun butuh waktu 30 menit dengan jalan kaki untuk sampai di sekolah tersebut. Kebetulan tidak ada angkutan umum atau kendaraan umum yang bisa saya tumpangi karena memang letak desa saya lumayan terpencil. Jadi mau tidak mau saya dan teman-teman saya pun harus menempuh jarak dari ruamh ke sekolah dengan berjalan kaki. Setiap hari saya harus bangun lebih pagi karena saya harus berangkat lebih awal. Biasanya saya berangkat pukul dan sampai di sekolah pukul Jadi ada waktu 15 menit untuk menunggu bel masuk sambil beristirahat di kelas. Jarak yang lumayan jauh tersebut, tidak membaut saya dan teman-teman saya malas untuk pergi sekolah. Bahkan ketika musim hujan sekalipun saya dan teman saya tetap berangkat ke sekolah. Meski sampai di sekolah dengan seragam yang basah kuyup dan badan menggigil karena kedinginan. Namun saya tetap menjalaninya dengan semangat hingga bisa lulus. Udara yang panas dan sinar matahari yang menyengat terkalahkan dengan angin sepoii-sepoi dan pepohonan yang ada di sekitar persawahan. Panas yang terik pun tidak terasa. Perjalanan tiga puluh menit itu pun tidak terasa begitu berat. Karena kami melaluinya sambil banyak berjalan kaki kami banyak bercerita tentang kejadian yang ada di sekolah hari itu. Kebetulan saya dan teman saya beda kelas, jadi kami pun bercerita mengenai kejadian yang ada di kelas masing-masing. 1 2 3 4 Lihat Diary Selengkapnya
ArtikelTerbaru suramnya musim kemarau yang telah tiba - Musim kemarau tiba. Ia memberi gambaran muram tentang semesta Demi Tuhan, kalau memang punya pilihan, lebih baik aku disuruh menawar calon karyawan dengan rentetan pengalaman bonafide bergaji dua digit agar mau bergabung di perusahaan baru. Sealot-alotnya takkan menyebabkan diriku berakhir di neraka kalau beradu urat leher dengannya. Tetapi ini berbeda. Aku berhadapan dengan papaku sendiri. Lelaki yang setapuk surgaku ada pada restunya itu.”Apa yang Papa takutkan sebenarnya?” kejarku hampir hilang sabar. ”Bertemu dengan Mama?”Papa membuang pandang ke halaman belakang yang sebagian tertutup beton bertulang milik tetangga. Sejurus kemudian ia memberi gelengan samar sebelum bersuara.”Sejujurnya lebih mudah mengaku kalah sesudah bertarung dengan orang lain daripada mengakui tak punya keberanian untuk berhadapan dengan rasa bersalahku sendiri.”Ia menutup percakapan dengan beranjak dari kursi rotan tanpa memberiku kesempatan menyanggahnya lagi. Sebuah sikap yang sungguh kurutuki meski dalam sanubari sebab pernah membuatku kesulitan percaya masih ada laki-laki bertanggung jawab di muka bumi ini. Alasan mengapa Handaru harus berupaya demikian keras hingga aku berani menganggukan kepala atas pintanya untuk membangun kehidupan rumah tangga. Sesuatu yang nyaris tak pernah kuimpikan setelah menyaksikan biduk orangtuaku karam di meja pengadilan.***Handaru memejamkan mata begitu mendapati gelengan kepala dari pengelola sebuah gedung bergaya kolonial. Ini hari terakhirnya cuti sebelum bertolak menuju anjungan lepas pantai. Dua minggu cuti untuk persiapan pernikahan yang tak semulus bayangan, aku paham ia mulai gedung terakhir di kota kami. Gedung Juang namanya. Bangunannya mudah mencuri perhatian sebab di halaman berdiri replika pesawat dengan kiri dan kanan diapit meriam serta jangkar raksa. Menarik sekaligus menyulitkan karena halaman parkir menjadi sangat yang membuatku dan Handaru berpikir dua kali sebelum memasukkan gedung ini dalam daftar lokasi pernikahan kami. Tetapi ternyata ragu kami disambut kenyataan Gedung Juang sudah telanjur disewa orang. Juga gedung lain yang lebih dulu kami datangi tadi.”Rumah Masa Senang sudah laku?” tanya Handaru sebelum kami meninggalkan Gedung Juang.”Belum,” sahutku sembari mengenang rumah masa kecil yang dibangun Papa dan Mama saat batubara masih berjaya. Berlokasi di Jalan Masa Senang yang dulu dekat dengan bioskop pertama. Rumah bergaya retro berbahan papan dengan tegel bercorak khas.”Kalau kita bangun tenda di halaman sepertinya masih cukup menampung tiga ratus tamu undangan,” cetus Handaru membuat pupil mataku melebar seketika.”Jangan. Aku sengaja memilih gedung supaya menghindari kerumitan memilih acara di tempat Mama atau Papa. Aku takut ada perasaan memihak salah satu.””Rumah Masa Senang justru pilihan paling adil. Karena rumah itu milik keduanya yang kita pakai untuk mengucap janji pernikahan. Siapa tahu Papa bisa luluh?”Aku menimbang ide Handaru dengan gamang. Belum final keputusanku, dering ponsel lebih dulu menjeda. Nama Papa tertera di sana.”Pamanmu cerita belum terima undangan.” Papa menyebut nama adik bungsunya.”Undangannya memang belum disebar, Pa.””Desainnya belum selesai?””Secara desain tinggal dicetak sebenarnya, tapi lokasi acara yang belum dapat.”Papa tidak memberi tanggapan, tetapi juga tidak mematikan telepon. Aku tidak berani menyudahi, khawatir ia salah paham.”Pa, boleh pinjam kunci Rumah Masa Senang?”Handaru tersenyum. Papa meminta diambil sendiri ke rumah mendiang Nenek yang ia tempati selepas perpisahan dengan Mama. Angin musim kemarau agak lebih sejuk hari ini. Meski aku tak tahu apakah siutnya bisa meluluhkan hati yang beku oleh bekap rasa bersalah menahun.***Papa meminta kemudi begitu selesai mengunci pagar. Pantang sekali ia disetiri. Suka tidak suka aku beralih duduk ke sebelah kiri, membiarkan ia memimpin perjalanan kami menuju Rumah Masa Senang akan ditempuh dalam empat jam. Cukup untuk tidur nyenyak jika Papa tidak minta ditemani berbincang untuk menghindari yang sebelumnya hanya menitip kunci mendadak memutuskan untuk ikut. Aku sudah mengikat tali sepatu ketika Papa bilang tidak tega kalau aku membersihkan karena Handaru sudah on site di rig. Alasan yang meragukan tapi kuiyakan.”Kamu tidak ingin tahu mobil di depan kita asalnya dari mana?” Papa memulai menggelengkan kepala. Daripada mencari tahu asal kendaraan dari kode belakang pelatnya seperti masa kecil dulu, ada yang lebih mengusik rasa penasaranku.”Pa,” panggilku. ”Apa yang dicari laki-laki dari perempuan dalam pernikahan?””Setidaknya ada empat.””Apa saja?””Kalau pernikahan itu baru seumur rumput tumbuh di pematang, maka yang dicari laki-laki adalah kesenangan pandangan.””Misalnya?””Misalnya Mama yang mengenakan lingerie ketika Papa cuti.”Aku tertawa mengenang betapa polosnya dulu ketika bertanya mengapa Mama mengenakan pakaian tipis padahal sedang hujan. Mama belum menjawab apa-apa saat Papa tiba dengan raut cerahnya.”Kedua, disenangkan perutnya. Karena laki-laki yang lapar akan lebih banyak di luar.”Mama pandai memasak. Setiap racikannya selalu enak. Bahkan sekadar pucuk daun singkong yang direbus bersama kacang panjang dan pepaya muda. Papa bisa menghabiskan dua setengah piring nasi. Mungkin ini alasan ketika cuti Papa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Menemaniku bermain apa saja. Perutnya sudah kenyang dan senang.”Ketiga, dihargai apa yang ia upayakan.”Aku mengangguk. Mama dan Papa tak pernah bertengkar urusan uang. Mama yang sering menyusun lembaran uang di dalam dompet Papa agar terlihat lebih rapi tanpa pernah mengambil sebelum gegas menyalip kendaraan raksasa di depan kami begitu ada celah yang memadai. Aku menunggu ia melanjutkan cerita. Tetapi hingga lewat batas kota suaranya belum juga kembali terbuka.”Lalu yang keempat apa, Pa?” ulikku tak sabar.”Keempat....” Kalimatnya menggantung sesaat. ”Keempat, diperlakukan dengan hormat.”Aku meneguk ludah dengan kentara sebelum kemudian bersuara. ”Dan Papa tidak mendapatkan itu dari Mama sehingga mencari dari perempuan lain?”Papa meluruskan pandang. Bahunya berubah tegang. Ia menggenggam setir lebih erat.”Mamamu tidak salah,” sahut Papa dengan tatapan nanar. ”Papa yang terlalu pecundang untuk mengakui bahwa ia memang lebih hebat. Padahal tidak sekalipun Mama pernah mengerdilkan Papa. Semuanya sebatas asumsi untuk membenarkan diri mencari perempuan yang bergantung pada Papa itu tidak salah.””Papa pernah bilang ke Mama?”Papa menggeleng. ”Ego Papa sudah luka sewaktu Mama mendapat promosi. Sebenarnya Papa yang tidak siap kalau pendidikan dan karier istri lebih tinggi.”Aku menutup mata. Mencerna kata demi kata yang baru terungkap setelah sembilan tahun perpisahan Papa dan Mama.”Sejatinya, sebelum laki-laki menuntut empat hal tadi pada istri, ia mesti lebih dulu paham bahwa sepasang bukan berarti senantiasa bersesuaian. Karena itu perlu kesediaan untuk saling bergerak ke titik tengah agar bisa menenteramkan.”Papa menutup percakapan. Mobil masuk ke halaman Rumah Masa Senang. Mama telah menunggu dengan pel dan sapu. Kali pertama aku menyaksikan keduanya kembali berhadapan selain momen wisuda dulu.***Malam telah menuju dini hari ketika aku terbangun dari tidur oleh rasa dahaga. Melelahkan juga membersihkan rumah seukuran sepuluh kali empat belas meter persegi ini. Petang setelah lantai bebas debu kami memutuskan menginap saja. Ada tiga kamar di sini. Aku dan Mama di kamar utama. Papa di kamar nomor sisi kanan ranjang. Tak ada Mama. Mungkin Mama di dapur, terletak bersebelahan dengan kamar mandi dan WC. Dekat ruang makan yang menghadap teras samping. Dulu Papa dan Mama sering menghabiskan waktu berdua di sana. Sekadar menyesap kopi dan sukun sedikit terkesiap. Lampu kamar Papa menyala. Pintunya sedikit terbuka. Samar kulihat tak ada orang di sana. Sudut hatiku menelisik. Tiba di dapur aku mendengar sayup-sayup suara Mama. Kubatalkan niat mengambil minum dari dispenser yang baru kami isi galonnya sore tadi.”Kalau menuruti hati, saya juga tidak lebih pantas menghadiri pernikahan Kaldera nanti. Karena saya juga mencederai pernikahan ini dengan menghadirkan laki-laki lain.””Kamu begitu kan karena saya juga tidak bisa memenuhi apa yang dipinta perempuan dalam pernikahan. Padahal hanya dua. Sandar dan dengar. Saya tidak pernah ada ketika bahumu kelelahan menahan beban kantor. Saya terlalu kaku, sehingga menganggap remeh pertanyaan kamu sudah makan atau belum, sedang apa, bagaimana sampai-sampai kamu harus mencari perhatian itu dari laki-laki lain.””Apa pun alasannya, pengkhianatan dalam pernikahan tidak bisa dibenarkan, Kak. Termasuk yang saya lakukan pada Kak Harun,” lirih Mama dengan suara parau. ”Cukup sekali kita mengkhianati janji, jangan diulang dengan mengingkari untuk tetap menjadi orangtua yang utuh bagi Kaldera. Terutama pada hari pernikahannya.””Apa yang mesti saya sampaikan sebagai nasihat pernikahan kalau berhadir di meja akad?” Papa terdengar putus asa.”Doa. Itu lebih dari cukup agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan kita.”Hening sesaat. Derik hewan malam mengisi lintasan percakapan mereka. Aku menunggu agak lama. Papa yang kemudian bersuara mendahului Mama.”Terima kasih sudah meyakinkan saya.””Terima kasih sudah memaafkan semuanya.”Miranda Seftiana, lahir di Hulu Sungai Selatan. Merampungkan pendidikan di Psikologi Fakultas Kedokteran Unlam. Novel Jendela Seribu Sungai 2018 yang digarap bersama produser Avesina Soebli akan segera diadaptasi ke film. Karya lainnya berjudul Lalu Tenggelam di Ujung Matamu 2019 mendapat apresiasi hangat dari berbagai pihak. Cerpen Miranda turut terhimpun dalam buku kumpulan cerpen pilihan Kompas 2015, 2017, dan Agung Gede Darmayuda, lahir di Silakarang, 20 Juni 1977. Lulusan STSI Denpasar. Beberapa kali pameran bersama, antara lain di Bentara Budaya Bali, Bentara Budaya Yogyakarta, Bentara Budaya Jakarta, dan Tony Raka Gallery. Pameran tunggal Sign di Arma, Ubud. Beberapa kali mendapat penghargaan di bidang seni.
Karenasaya bertempat tinggal di Indonesia, maka sesuatu yang selalu dijumpai dalam setiap tahunnya adalah dua hal berikut: pertama, musim hujan. Dan yang kedua, musim kemarau. Iya, Indonesia adalah daerah tropis. Oleh karenanya, hanya memilki dua musim yang terus-menerus bergantian. Kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman pribadi saya saat merasakan musim kemarau. Cerita ini saya
Saatmusim kemarau, panas matahari terasa terik. Hujan tak turun hingga waktu yang lama. Kekeringan melanda wilayah suatu daerah. Cuaca seperti ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan manusia. T6wf7R.
  • 6dqidje40j.pages.dev/12
  • 6dqidje40j.pages.dev/350
  • 6dqidje40j.pages.dev/205
  • 6dqidje40j.pages.dev/37
  • 6dqidje40j.pages.dev/348
  • 6dqidje40j.pages.dev/85
  • 6dqidje40j.pages.dev/275
  • 6dqidje40j.pages.dev/290
  • 6dqidje40j.pages.dev/130
  • ceritakan pengalamanmu saat musim kemarau tiba